Mempersiapkan Generasi Muda Untuk Menghadapi Era Industri 4.0

Apa itu era industri 4.0 ?

Era industri 4.0 merupakan suatu revolusi atau lompatan besar di sektor manufaktur dengan pemanfaatan teknologi otomatisasi tinggi yang ditopang infrastruktur berbasis internet dan ekonomi digital. Tidak hanya dalam proses produksi, melainkan juga di seluruh rantai nilai proses produksinya. Tujuannya tak lain adalah demi efektifitas dan efisiensi dalam proses produktivitas dunia industri.

Efektif karena dengan industri 4.0, semua proses industrialisasi akan terintegrasi dalam satu sistem yang lebih praktis namun lebih produktif. Efisien karena diharapkan melalui industri berbasis 4.0 akan menurunkan biaya produksi yang berdasarkan pengalaman bisa mencapai 20-30 %. Hal ini dapat menyebabkan harga produk tersebut turun, yang pada akhirnya akan meningkatkan daya beli dan mudah dijangkau bagi kalangan berpendapatan rendah. Karena itu industri yang berbasis 4.0 merupakan sesuatu yang tidak dapat ditawar-tawar lagi bagi dunia industri saat ini.

Kenapa harus generasi muda ?

Generasi muda Indonesia merupakan penggerak utama pertumbuhan ekonomi nasional di masa depan sesuai dengan bonus demografis yang dimiliki Indonesia dalam 10 tahun ke depan. Gaya hidup dan semangat anak muda yang enerjik, kreatif, inovatif dan produktif terbukti mendominasi pelaku ekonomi saat ini baik di lini produksi maupun lini konsumsi. Berbagai sektor ekonomi seperti pariwisata, kuliner, perdagangan online sebagian besar terbukti untuk memenuhi gaya hidup dan kebutuhan kaum muda. Dalam era industri yang berbasis 4.0 ini tentunya kita tidak boleh hanya menjadi penonton saja dan menjadi generasi muda yang hanya bisa mengkonsumsi dan menghabiskan uang untuk memenuhi gaya hidup muda kita. Namun generasi muda harus mampu menjadi produsen dalam era industri yang berbasis 4.0 ini. Oleh karena itu, langkah-langkah strategis perlu diambil untuk mengumpulkan bakat-bakat SDM yang dibutuhkan dalam membangun ekonomi digital demi menghadapi era industri yang berbasis 4.0.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza dalam rangkaian Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-24 yang digelar di Lapangan Renon Puputan, Denpasar, Bali, Minggu (25/8/2019) mengatakan bahwa sebagai bagian dari SDM, para milenial ini harus bisa menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). “Menghadapi era Industri 4.0, generasi milenial Indonesia harus menjadi SDM yang hebat. Karena pada era 4.0, industri yang menjadi lapangan kerja, menuntut produktivitas yang tinggi, efisien dan efektif. Tentu itu semua menuntut SDM yang siap menjadi penerap teknologi yang terkini,” ujar Hammam. (https://www.tribunnews.com/nasional/2019/08/27/pentingnya-peran-milenial-dalam-sdm-iptek-untuk-hadapi-revolusi-industri-40)

Bagaimana cara mempersiapkan generasi muda Indonesia untuk menghadapi era industri yang berbasis 4.0 ?

Perlu diketahui bahwa dengan penerapan industri 4.0 bukan untuk mengurangi tenaga kerja. Tetapi justru sebaliknya, anak-anak muda dipersiapkan dengan meningkatkan keterampilannya yang akan memberi peluang lebih besar untuk masuk ke dunia kerja.

Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri mengungkapkan, ada tiga cara untuk bisa meningkatkan kualitas SDM agar memiliki daya saing. Ketiga cara itu bisa ditempuh melalui jalur pendidikan, pelatihan, dan pengembangan karier.

Peningkatan kualitas SDM melalui jalur pendidikan, pelatihan kerja dan pengembangan karir inilah yang akan sangat baik untuk mempersiapkan generasi muda kita dalam menghadapi era industrialisasi 4.0.

Jalur pendidikan

Pendidikan sebagai dunia yang banyak didominasi oleh kaum muda harus benar-benar dipersiapkan demi menghadapi era industri berbasis 4.0. Jalur pendidikan berfungsi untuk membangun pondasi yang kokoh untuk pengembangan kualitas tenaga kerja. Oleh karena itu, misi pendidikan saat ini harus diarahkan untuk dapat membangun kerangka dasar kompetensi yang sesuai dengan tuntutan era industri 4.0.

Pemanfaatan teknologi berbasis internet dan digital dalam dunia pendidikan merupakan sesuatu yang tidak dapat ditawar-tawar lagi. Sekolah-sekolah mau tidak mau harus mempersiapkan sarana dan prasarana yang mampu mengikuti perkembangan teknologi terkini. Tentunya ini bukan sesuatu yang mudah mengingat luasnya wilayah Indonesia dan tentunya karena keterbatasan dana dari pemerintah.

Namun jalur pendidikan yang berbasis pemanfaatan teknologi bukanlah tanggung jawab pemerintah semata. Pendidikan bukanlah sesuatu yang harus bersifat formal seperti melalui sekolah. Pendidikan yang sejati dimulai justru dari keluarga. Karena itulah diperlukan peran dan swadaya masyarakat. Dimulai dari keluarga, para orang tua harus mulai mendidik anak-anaknya untuk dapat memanfaatkan teknologi seperti gawai dengan baik. Gawai jangan hanya digunakan untuk eksis di media sosial atau semacamnya. Namun untuk memperdalam penguasaan iptek terutama dalam hal teknologi digital. Di negara-negara maju seperti Cina atau Jepang. Banyak sekali aplikasi yang justru ditemukan oleh anak-anak usia sekolah. Hal-hal seperti ini yang perlu ditanamkan kepada anak-anak didik kita bahwa fungsi utama gawai adalah untuk pendidikan dan penguasaan teknologi. Dengan membentuk anak-anak didik yang melek teknologi, maka pengenalan era industri 4.0 bisa dimulai sejak dini sehingga kelak saat anak-anak tumbuh dewasa mereka dapat mengikuti pola industri 4.0 yang berbasis teknologi digital.

Jalur Pelatihan

Berbicara mengenai pelatihan saat ini banyak sekali pelatihan-pelatihan tenaga kerja baik yang formal maupun non formal. Ada Balai Latihan Kerja (BLK) yang dikelola oleh Departemen Tenaga Kerja (Depnaker), ada pula berbagai kursus keahlian yang dikelola oleh swasta atau masyarakat. Nah, jalur pelatihan inilah yang harus menjadi jalur dalam melatih generasi muda dalam menghadapi era industri 4.0. Jika selama ini berbagai pelatihan dan kursus keahlian yang ada di masyarakat hanya bertujuan untuk memasuki dunia kerja, kini pelatihan atau kursus keahlian harus diarahkan ke arah yang lebih spesifik yaitu penguasaan teknologi digital untuk menghadapi era industri 4.0. Pelatihan kerja jangan hanya bertujuan menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang sekedar bisa menjahit, bisa bekerja di pabrik, bisa mengoperasikan mesin dan sejenisnya. Tapi pelatihan tenaga kerja juga harus bisa menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang benar-benar menguasai teknologi digital. Hal ini penting agar kelak tenaga kerja yang dihasilkan tidak hanya bisa bekerja, namun juga bisa menguasai teknologi.

Prinsip-prinsip dalam industri 4.0 yaitu prinsip interoperabilitas (kesesuaian), transparansi informasi, bantuan teknis dan keputusan mandiri melalui pemanfaatan teknologi internet dan ekonomi digital harus menjadi kompetensi dalam berbagai pelatihan dan kursus keahlian yang ada sehingga tenaga-tenaga kerja yang dihasilkan benar-benar mampu menghadapi era industrialisasi 4.0

Jalur Pengembangan Karir.

Saat seseorang memasuki dunia kerja, yang kebanyakan adalah usia milenia, maka ia akan mulai masuk dalam rutinitas kerja yang sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing. Lalu dalam dunia kerja secara alami juga akan muncul seleksi karir. Biasanya tenaga kerja yang lebih berpengalaman akan dengan mudah menanjak karirnya. Untuk mendorong agar tenaga-tenaga kerja mampu menghadapi era industri 4.0 inilah maka setiap bidang dan lahan pekerjaan harus memasukkan prinsip-prinsip industrialisasi 4.0 ke dalam pokok-pokok pengembangan karir di perusahaan atau instansinya.

Pengembangan karir di instansi atau perusahaan jangan hanya berdasarkan senioritas atau pengalaman saja. Namun juga harus berdasarkan penguasaan teknologi. Ini penting untuk menciptakan kondisi alami dunia kerja sehingga proses seleksi dan pengembangan karir akan otomatis mengikuti perkembangan penguasaan teknologi. Jadi tenaga-tenaga kerja yang sudah ada di instansi atau perusahaan, terus diarahkan untuk menghadapi era indutrialisasi 4.0. Sehingga hanya tenaga-tenaga kerja yang mampu menguasai teknologilah yang akan diberi kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan karirnya.

Penutup

Memang tidaklah mudah untuk mengikuti tuntutan perkembangan teknologi yang sangat pesat ini khususnya tuntutan era industri 4.0. Namun jika kita mulai mempersiapkan generasi muda kita sejak sekarang, hal ini bukanlah hal yang mustahil. Dimulai dengan pembentukan mental di jalur pendidikan yang dimulai dari keluarga, pengembangan pelatihan kerja serta pengembangan karir yang yang berbasis kompetensi industri 4.0 maka Indonesia pasti akan mampu mengikuti tuntutan era industrialisasi 4.0.

(Ditulis oleh Harry Prabowo, 15 September 2019)

Open chat