Pendidikan yang digarap harus berorientasi sebagai pasport masa depan. Pendidikan harus dimanaj secara total yang mampu membekali kompetensi dasar yang siap dikembangkan sesuai dengan tuntutan jaman. Sebagai konsekuensinya pendidikan harus mampu menyiapkan kecakapan kreatif, inovatif, dan adaptif.
Tony Wagner, codirektur Harvard’s Change Leadership Group, mengidentifikasi tujuh kompetensi untuk bisa survive dalam menghadapi tantangan dunia mendatang, di antaranya :
1. Berpikir kritis dan pemecahan masalah
Kompetensi berpikir kritis dan pemecahan masalah sangat diperlukan institusi untuk bisa dimiliki oleh sumber daya manusianya. Dengan kompetensi ini diharapkan institusi mampu memperbaiki secara terus menerus berkenaan dengan pelayanan, proses dan produknya.
2. Kolaborasi lintas jejaring dan mengarahkan dengan pengaruh
Kecakapan memimpin dan mempengaruhi serta bekerja dalam tim merupakan sesuatu yang sangat penting, terutama dalam dunia bisnis. Karena secara alamiah, hakekat dunia bisnis itu saling terkait.
3. Agilitas dan adaptabilitas
Kemampuan mengadaptasi kecakapan baru dengan cepat adalah kunci penting untuk meraih sukses. Pekerja harus mampu mengkonstruksi instrumen untuk memecahkan masalah. Yang sering disebut dengan learnability.
4. Inisiatif dan entrepreneurialism.
Pada dasarnya tidak ada kerugian dalam mencoba. Karena itu dibutuhkan inisiatif dan spirit berwirausaha yang berani ambil resiko. Mencoba 10 x dan berhasil 8 itu lebih baik daripada mencoba 5x dan berhasil 5 juga. Keberanian ambil resiko dan pemilikan enterpreneurship itu sangat penting dalam menghadapi perubahan dunia yang sangat cepat.
5. Komunikasi oral dan tertulis yang efektif.
Kecakapan berkomunikasi secara oral dan tertulis itu sangat penting dalam berkompetisi, karena banyaknya ide dan kemampuan yang kita miliki akan hilang disebabkan oleh ketidakmampuan kita dalam mengekspresikan ide dan kemampuan.
6. Menilai dan menganalisis informasi
Kemampuan menilai dan menganalisis informasi yang ada sangatlah penting, apalagi dalam dunia kerja, bahwa cucuran informasi itu berbasis harian. Jika kita tidak mampu mengelola informasi secara cepat, kita akan kehilangan banyak hal. Kita akan ditinggal oleh perubahan.
7. Keingintahuan dan imajinasi
Keigintahuan dan imajinasi merupakan faktor penting untuk menghasilkan inovasi dan pemecahan masalah. “We’re all born curious, creative and imaginative,” says Wagner. Untuk mengembangkan dua kompetensi ini lebih diperlukan good answer daripada right answer. Good answer lebih banyak menggambarkan kemampuan berpikir divergen daripada konvergen.
Ke-7 kompetensi tersebut untuk menghadapi tantangan masa depan, belumlah cukup. Karena ketujuh kompetensi tersebut lebih banyak terkait dengan pengetahuan dan keterampilan. Padahal fenomena tantangan hidup lebih kompleks dan menyentuh seluruh aspek kehidupan.
Atas dasar itulah dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh, bahwa dalam menghadapi tantangan masa depan sangat diperlukan kecakapan personal dan kompetensi moral. Kecapan personal ditunjukkan dengan kemampuan mengendalikan diri, otonomi, dan integritas kepribadian.
Sedangkan komitmen moral ditunjukkan dengan tingkat keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia yang terwujudkan dalam perilaku sehari yang diorientasikan untuk mengharapkan ridho-Nya.
Akhirnya, kompetensi masa depan yang kompleks itu tidaklah mungkin bisa dijawab dengan kegiatan kurikuler, namun perlu dilengkapi dengan kegiatan ko-kurikuler dan ekstra kurikuler. Yang strateginya bisa dilakukan dengan pendekatan integratif dan holistik. Semoga dengan begitu, peranan pendidikan dalam mengantarkan generasi mendatang dapat memiliki kompetensi masa depan yang mampu menjawab global achievement gap. (*)